Teknik Swerve | I'm Virtual Ambassador Safety Riding Honda Bengkulu

>> Jumat, 14 Mei 2010


Apa kabar para netter pembaca setia blog click-klik "Safety Riding Honda Bengkulu"?
Semoga baik-baik saja, bukan?
Kali ini Duta Virtual Safety Riding Honda Bengkulu, mau ngebahas tentang "Teknik Swerve".
Oke, langsung aja baca artikelnya...
Selamat Membaca! 
Eiits, tapi bacanya jangan ngebut ya...
^^




Saya berada dijalur 2 kurang lebih 25 m disisi belakang kiri angkot dengan kecepatan sekitar 60 km/jam, angkot berada dijalur 1 kurang lebih kecepatannya sama dengan saya, cuaca saat itu cerah dan kondisi jalan kering. Tiba-tiba angkot minggir kekiri tanpa sign, karena terkejut saya melakukan pengereman mendadak secara bersamaan rem depan dan rem belakang, steed tetap meluncur kurang lebih 15 m dan selanjutnya ban belakang bergerak kesamping kanan, saya berusaha mempertahankan setang dengan tetap mengarahkan roda depan kearah semula. Alhamdullilah kecelakaan dapat saya hindari, walaupun saya sempat meluncur 25 m dan saat berhenti posisi motor jadi melintang sekitar 45 derajat dari posisi awal tapi saya jadi muncul pertanyaan, kira-kira teknik manakah yang benar :

1. Tekan rem depan dulu baru diikuti rem belakang.

2. Tekan rem depan dan belakang secara bersamaan (seperti yang saya lakukan)
3. Tekan rem belakang dulu baru diikuti rem depan tetapi sedikit-sedikit

Terus kalau kita naik moge sebenarnya mana yang lebih baik, kita mengendarai dijalur 1 atau 2 ya?

Dulu saya selalu ngerem dengan hanya rem depan. Rem belakang cuma dipakai kalau jalan pelan (kira2 kurang dari 30 kph) atau di jalan yg rusak atau banyak kerikil/pasir.

Tetapi sekarang saya kalau ngerem pakai rem depan dan belakang bersamaan. Porsi pengereman tetap lebih besar rem depan, karena rem belakang kalau terlalu keras diinjak pasti ngunci, tapi selalu pakai dua-duanya. Stopping distance-nya lebih pendek dibanding kalau hanya satu rem yg dipakai, be it depan or belakang.

Manuver lain yg juga perlu dilatih adalah swerving. Saya cari istilah bahasa indonesianya nggak nemu nih. Kira-kira artinya "merubah arah" atau "mbuang". Jadi misalnya om Bram lihat ada angkot motong ke kiri, selain ngerem, alternatif lainnya kalau misalnya cukup ruang adalah swerve ke kanan atau buang ke kanan. Dengan catatan di belakang kita kosong.

Saya pernah ngalami kejadian begini di jalan raya bogor. Sedang jalan, nggak kenceng mungkin sekitar 40-50 kph, tiba-tiba ada angkot yg motong ke kanan. Rupanya dia berusaha nyalip angkot lannya. Saya klakson dan terus buang ke kanan, untung lolos. Kalau waktu itu saya ngerem, pasti nggak sempat berhenti.

Kuncinya adalah swerving nggak boleh dilakukan bersamaan dengan ngerem. Jadi ini dua pilihan yg nggak boleh dilakukan pada saat yg bersamaan. Pada saat kita swerve/mbuang (seperti juga kalau sedang belok), motor dalam keadaan tidak tegak alias miring. Nah ngerem agak bahaya untuk dilakukan.

BOLEH: ngerem utk kurangi kecepatan, lepas rem terus swerve, atau swerve terus ngerem.

TIDAK BOLEH: ngerem sambil swerve atau swerve sambil ngerem.

Jadi, untuk ngerem coba sering berlatih panic stop. Cari jalan lurus dan sepi terus latihan ngerem mendadak. Dan waktu ngerem pakai rem depan dan belakang, cuma itu tadi rem belakang jangan sampai ngunci. Tempat favorit saya adalah jalan pulomas (dr bypass ke arah pacuan kuda). Jalannya lurus dan sepi. Jadi lumayan sering juga saya geber gas kemudian ngerem mendadak.

Swerving juga harus sering-sering dilatih, tempat paling ideal untuk latihan swerving adalah jalan yang banyak sekali tikungannya. Di jalan raya biasa juga bisa, cuma mungkin dianggep belagu ama pengendara lain. Saya sering juga sih swerve kiri kanan kalau jalanan memungkinkan saya pikir biar deh diangep belagu, masa bodoh aja :-)

Masalah jalur:
Kalau jalan tidak terlalu ramai, saya selalu ambil lajur kanan (lajur 2) dan ambil bagian tengah lajur kanan, dan satu jalur saya pakai sendiri saya nggak mau berbagi dengan mobil. Kalau jalan pelan saya ambil lajur kiri (jalur lambat) dan bagian tengah. Juga satu lajur saya pakai sendiri dan saya juga nggak mau berbagi lajur dengan mobil. Kalau dia mau nyalip silakan ambil kanan. Itu gunanya lajur kanan :-)

Kalau jalanan ramai, saya ambil posisi di lajur kanan tapi agak ke kiri. Jadi dekat dengan garis pemisah antara lajur lambat dan cepat. Tujuan saya supaya kalau kendaraan di depan ngerem mendadak, karena kalau ngerem mungkin nggak sempat berhenti, saya masih bisa berusaha menghindar dengan swerve. Yang penting usaha :-) Jangan ambil posisi tepat di belakang mobil, sebaiknya agak ke kiri atau kanan sedikit. Kalau bisa (kondisi memungkinkan) biasanya posisi tangan kanan saya segaris dengan lampu belakang mobil sebelah kiri.

Yang paling penting (saya juga perlu mengingatkan diri saya sendiri nih, sering lupa): Kita harus selalu menganggap kendaraan di depan kita akan melakukan manuver bodoh seperti ngerem mendadak atau tiba-tiba belok.




Artikel asli diambil di halaman web resmi honda-tiger.or.id.
Thanks to google.com as S.E.  


Duta Virtual Safety Riding Honda Bengkulu, mengucapkan terima kasih pembaca setia blog click-klik "Safety Riding Honda Bengkulu" telah meluangkan waktunya membaca artikel ini. Lain kali berkunjung lagi yah...




...Try to Safety Riding With Honda, to Save Your Life On The Road...

0 komentar:

Posting Komentar

what is your comment?. ^^

  © Blogger template Simple n' Sweet by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP